Agaknya lelaki yang tinggal di Bukit Duri, Jakarta Selatan, ini paling
tidak tahan melihat bukit kembar di dada wanita. matanya akan memerah
apabila melihat dada busung dari wanita,......mungkin karena krisis
ekonomi sehingga banyak Susu yang mencuat tinggi membuat nafsu maman
juga ikutan naik.....maklum...pak maman ini serius mengikuti kemajuan
jaman.....biar ngetrend juga ....fikirnya......padahal usianya sudah
tidak muda lagi.......usianya sudah mendekati kepala 5.......ck ck...ck.
ia memiliki seorang putri.......walau anak tiri.......tapi susu
anak tirinya inilah yang membuat masalah..........pak maman tidak dapat
menahan gejolak birahinya menyaksikan susu yang betul betul mengkal
menantang itu..............
Maka ketika mahasiswi cantik itu baru
usai mandi, langsung ditariknyalah...... handuk pelilit tubuh.
Lalu.....gusrak-gusrak diperkosanya Ida beberapa kali, tak peduli yang
diperkosanya itu anak tirinya sendiri...........khan bukan aku yang
bikin anak ini mungkin gitu fikirnya..........
Tali atau
pengikat manusia hidup adalah iman. Dengan iman manusia bisa mengerem
diri untuk berbuat hil-hil yang mustahal. Tapi kalau tidak punya iman,
akhirnya ya hanya memanjakan si imin, seperti Maman yang tinggal di
Bukit Duri Kecamatan Tebet ini. Bagaimana tidak. Melihat anak tirinya
putih mulus bebas dempul, kok bisa-bisanya kontak pendulumnya. “Cek,
cek, betul-betul mateng puun,” begitu batin Maman ngeres.
Istri
Maman yang berarti ibunya Ida, dikawini Maman sekitar 10 tahun lalu.
Kala itu si anak tiri masih bocah ABG, sehingga kasih sayang sang ayah
tiri masih murni belum kecampuran formalin. Jika dia suka memberikan ini
itu pada si ABG, semua tanpa maksud politik tertentu. Karenanya Ida pun
menjadi makin sayang pada ayah tirinya. Karena Maman tak membuat jarak
dengan anak dari bawaan istri tersebut.
Kenyataan selanjutnya
ternyata berubah 180 drajat. Ketika Ida menginjak dewasa, dalam usia
18-24 kini, penampilannya memang menjadi lain. Ibarat mangga, dulu masih
asem lantaran belum ada tempurungnya, kini sudah kemampo (setengah
mateng), senak sekali dibuat rujakan. Sejak saat itu mata Maman suka
liar setiap menyaksikan penampilan anak tirinya yang semakin seksi
menggiurkan.
Apa lagi istrinya tak memiliki keturunan dari hasil
perkawinan dengannya, maka Maman memandang Ida semakin calon
alternatip. Dia selalu merancang di hatinya yang paling dalam,
kapan-kapan bisa menikmati si “mateng puun” tersebut. Tapi sayangnya,
dari tahun ke tahun rencana jahat itu tak pernah kesampaian, karena
situasinya tak pernah kondusif atau mantap dan terkendali.
Hari-hari
panen raya mulai tiba ketika Bedah, 45 tahun, istrinya pulang kampung
ke Ciamis menghadiri hajatan keluarga. Ida tak boleh turut karena
kesibukan kuliah di kampusnya. Begitu pula sang suami, Maman tak bisa
mengantar mengingat kesibukan kerja di kantor. “Biar saya jalan sendiri,
jaga baik-bak si Ida ya pa,” begitu kata Bedah sebelum berangkat ke
lembur kuring (kampung halaman).
Setan liwat mulai ambil peran
di sini. Sepeninggal istri malam hari Maman berasa manyun saja. Siangnya
begitu juga, bengooong seperti sapi ompong. Ditambah hujan seharian,
membuat Maman jadi tak bersemangat berangkat kerja. Prei-prei begini,
kalau ada istri kan ibarat bioskop bisa matine show (main siang). Tapi
karena istri tak di tempat, bagaimana jalan keluar dan solusinya?
Jepitin pintu, sakit lah iyauwww!
Akhirnya sasaran Maman ke anak
tirinya yang semakin menjanjikan penampilannya tersebut. Melihat Ida
mencuci pakaian, dia mencuri-curi pandang di sekitar belahan dadanya.
Busyet, 36 B juga ukurannya, begitu batin lelaki tipis iman itu. Ida
yang tahu menjadi titik perhatian ayah tirinya, segera membetulkan sikap
duduknya. “Pak, itu makan siang sudah kusiapkan,” kata Ida mengalihkan
perhatian.
Yah, makan siang! Sini perlu makan bawah kok, begitu
batin Maman semakin ngeres. Karena saking nafsunya tersebut, ketika anak
tirinya usai mandi hanya dengan mengenakan handuk, langsung disergap
dan ditarik, wush.....jangan...pak.....gak boleh....pak...Ida khan anak
bapak.....rintih anak tirinya kala itu.......
pak maman tidak mau mendengar rintihan anak tirinya itu....
kontrol dan kontolnya telah lepas.....menyaksikan ida telanjang bulat didepannya.......
diremasnya susu anaknya itu dengan gemass..... dihisap hisapnya....dijilatinya........dan
kemaluan yang masih perkasa itupun masuk kedalam lubang anak tirinya.....
srrttttttt......kemaluann anaknya berbunyi robek.........
achkkkkk...ida meringis kesakitan.......hilanglah sebuah keperawanan..........yang dijaga ida selama ini........
!
Nah, dalam kondisi pakaian hawa tersebut Ida langsung digelandang ke
kamar. Meskipun melawan, anak tiri itu tak mampu menolak nafsu bejad
Maman yang menggebu-gebu.
Anak tiri malang itu akhirnya selalu menjadi medan pelampiasan selama ibunya masih di kampung......
kadang
pak maman sampai 4 ronde dalam semalam....menggarap anak tirinya
itu.....sampai sampai...kemaluan ida.....bengkak....betapa tidak
...kemaluan yang telah malang melintang didunia permemek an itu
menerobos ke memeknya yang masih suci ....dan perawan
itu................
Maman baru menghentikan aksinya setelah Bedah
tiba di rumah. Sang istri sama sekali tak tahu perbuatan jahat suaminya.
Pada 4 bulan ke depan barulah bom waktu itu meledak. Melihat perubahan
di tubuh putrinya yang begitu signifikan, Bedah menanyakan. “Ini
perbuatan bapak, Ma,” kata Ida sambil terisak.
Nangis rasanya
Bedah mendengar kelakuan suami. Tak peduli ibarat memetik air di dulang
terpercik muka sendiri, dia segera mengadukan suaminya ke Polisi. Tapi
sewaktu diperiksa Maman menolak tuduhan bahwa telah menghamili anak
tirinya. Alasannya: masak hanya dua kali kok jadi!....??????
Kelewat tolol ini orang. Meskipun hanya dua kali kan sama saja menggauli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar